Kamis, 16 Oktober 2008
Chusnun Hadi
PASURUAN-Lumpur Sidoarjo tidak hanya memukul pelaku UKM (usaha kecil dan menengah) di daerah Sidoarjo, tetapi juga berimbas pada pelaku UKM di Pasuruan. Seperti yang dialami oleh perajin Bordir Bangil, sempat terpuruk karena omzetnya anjlok hingga 70 persen. Untungnya para perajin bisa bangkit lagi meski harus tertatih-tatih.
Kami ingin mengembalikan kejayaan Bordir Bangil. Kami harus bangkit lagi kalau ingin tetap bertahan,C kata Hj Faiz Yunianti, pemilik pusat busana Faizah Bordir, Jalan Bader Kalirejo, Bangil, Pasuruan.
Kejayaan yang dimaksud oleh Faiz adalah saat awal-awal ditetapkannya Bangil sebagai Kota Bordir pada 11 September 2005 lalu. “Saat itu Bangil benar-benar menjadi pusat perdagangan berbagai pakaian dan aksesori dengan motif bordir. Lebih dari 250 perajin bordir di Bangil dapat menyerap ribuan tenaga kerja,” tambahnya.
Tetapi sejak terjadi semburan lumpur Sidoarjo, yang berlanjut hingga terputusnya jalur tol, omzet para perajin bordir di Bangil menurun drastis. Bahkan beberapa perajin terpaksa menutup usahanya karena produknya tidak laku lagi. “Sebab mayoritas konsumen kami adalah dari Surabaya, baik dipakai sendiri maupun dikirim kembali ke luar pulau,” tambahnya.
Tetapi Faiz tidak ingin terus meratapi lesunya bisnis ini. Sebab selama ini UKM sudah terbukti menjadi penyelamat ekonomi. Oleh karena itu, pihaknya terus bertahan hidup dengan melakukan berbagai kegiatan di luar Pasuruan. “Kami harus menjemput bola, karena pada dasarnya di luar Pasuruan banyak orang yang berminat dengan bordir kami,” ungkapnya.
Ia merasa bangga karena peran pemerintah sangat besar dalam melakukan recovery para pelaku UKM, khususnya perajin bordir di Bangil. Peran tersebut di antaranya memberikan kesempatan pada perajin bordir Bangil ikut berbagai even pameran di Jakarta. “Selama satu bulan kami pameran di Jakarta dalam even Jakarta Expo, pameran Industri dan Perdagangan yang digelar Depdag, serta pameran khusus UKM korban lumpur Sidoarjo,” paparnya.
This information from here
Kamis, 24 Januari 2008
Gue asli Bangil loo
Dulu bangil terkenal dengan sebutan kota santri
karena di bangil banyak pondok pesantren yang terkenal..
banyak anak anak muda mondok di bangil dan mereka pun bukan anak bangil tapi banyak dari luar kota bangil..
adat istiada budaya ke islaman sangat kental.
apa lagi kalo datang hari jum'at alun-alun bangil dipadati dengan orang solat.
klo berkendaraan dari surabaya, sebelum pasuruan kita akan melewati kota kecil yang bernama Bangil, tidak jauh dari gempol, ujung jalan tol dari surabaya, bila "Pasuruan" di dominasi oleh orang-orang suku madura. Bangil "di duduki" oleh orang-orang keturunan arab. makanya, doesn't surprise if seeing many handsome young mens and cutie having cutting Indo-Arab di Bangil.
And now also bangil holds champion muri dengan ke unggulan masyarakat bangil menciptakan baju-baju kebayak, busana muslim, sehingga di julukin Bangil kota bordir.
contoh busana asli bangil
bersindikasi untuk mengisi kebutuhan konsumen yang menghendaki produk-produk
(Bangil Kota Bordir) yang sebelum ini sudah welcome di pasaran lokal hingga internasional.
Industri bordir di Kabupaten Pasuruan yang tersebar dibeberapa wilayah Desa Desa dan Kecamatan, seperti Kecamatan Bangil, Beji, Rembang, Pandaan, Gondangwetan, Lumbang, serta Kejayan. Memproduksi aneka busana muslim pria, wanita dan perlengkapannya. selain itu aneka barang yang diproduksi seperti jilbab, kerudung, mukena, kopyah haji, bed cover, taplak meja, tempat tisu, dompet, sepatu wanita, tutup gelas, tutup saji dsb. Hasil produksi mencapai 829.80
buah/tahun. Skala pemasaran meliputi Bangil,
ga kerja sebanyak 1.890 orang
mukenah ini terbilang sangat langkah asli buatan masyarakat bangil kainnya yang halus, lembut, dingin, pokoknya enak di pakai, masalah harganya terbilang mahal gtu,,
ADA CERITA NII DIKIT PAHLAWAN DARI BANGIL
Sakera adalah seorang tokoh pejuang legenda kelahiran Bangil di Pasuruan, Indonesia. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda sekitar permulaan abad ke-19. Sakera sadalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil. Sakera seperti juga jagoan-jagoan daerah lainya ditangkap Belanda setelah dikhianati oleh salah satu temannya sendiri. Ia dimakamkan di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil. Legenda jagoan berdarah Madura ini sangat populer di Jawa Timur.